Rabu, 24 Juni 2015

Penyebab Flek Paru Paru

Penyebab Flek Paru Paru ,- Flek paru-paru terkadang menyerang anak, sehingga anak kalau bernafas terdengar suara dari paru-parunya . Flek paru-paru ini biasanya masuk ke dalam tubuh karena tertular dari orang lain yang memiliki penyakit flek paru-paru .

Penyebab Flek Paru Paru

Istilah flek, sebenarnya berasal dari bahasa Belanda yang berarti bercak. Secara medis, istilah ini umum digunakan dokter untuk menunjukkan kelainan yang terlihat pada hasil foto rontgen. Istilah flek paru-paru biasanya digunakan sebagian dokter untuk memperhalus istilah TBC. Menurut literatur, bercak ini sendiri dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya lendir karena infeksi atau alergi, proses radang seperti pada infeksi akibat TBC atau kuman yang lainnya.

Hindari Penderita Flek Paru-paru
Menurut Dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A. MTroPaed., flek paru-paru, yang belakangan ini banyak sekali menimpa bayi dan balita, umumnya karena tertular orang. “Penyebab flek paru-paru adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah, batuk, bersin, udara pernapasan dari penderita tuberkulosis (TBC) kepada bayi ataupun balita,”.

Tuberculosis merupakan bakteri infeksi menular. Ia dapat menyerang anak-anak di bawah usia 2 tahun, orang dewasa, orang-orang dengan sistem imunitas yang sangat rendah dan mereka yang hidup dilingkungan orang-orang yang terinfeksi bakteri ini. Jika anak tertular TBC paru, gejala yang dapat dilihat awam adalah serangan demam yang tak begitu tinggi selama 3 bulan berturut-turut. Namun, demam ini tidak turun meski bayi diberi obat penurun panas.

Anak yang kurus atau berat badannya tidak naik-naik seiring usianya yang bertambah (meski Anda telah memberinya banyak makanan bergizi), juga mesti diwaspadai telah terjangkit. “Diare kronik, meski tak tergolong berat, tetapi berlangsung terus-menerus dan tak dapat diobati dengan obat diare biasa, juga bisa merupakan pertanda bayi terjangkit flek paru-paru.

Dokter biasanya akan melakukan tes Mantoux, rontgen, dan darah untuk mengetahui apakah ada kemungkinan Flek Paru-paru atau tidak. Kemudian dokter juga akan menentukan pengobatannya. Perlu diketahui, meskipun si kecil positif terinfeksi flek paru-paru, namun bukan berarti bakteri tersebut sudah berkembang menjadi penyakit TBC atau TB aktif. Hanya sekitar 10% saja, anak-anak yang terinfeksi TBC akan terjangkit penyakit ini.

Menghindari kontak fisik dengan penderita flek paru-paru ataupun yang sedang dalam taraf pengobatan adalah cara yang paling aman agar anak terhindar dari penyakit ini. “Ini karena penularan bakteri flek paru-paru mudah sekali. Bisa lewat udara. Karena itu bayi memang harus dijauhkan dari orang dewasa yang kita tahu mengidap flek paru-paru,” juga perlu menambahkan pemberian imunisasi BCG agar bayi memiliki imun (pertahanan) terhadap serangan bakteri ini.

TBC Terselubung dan Aktif
Bakteri TBC termasuk bakteri yang pertumbuhannya termasuk lamban, dan biasanya bakteri ini hanya menyerang pada area tubuh yang mempunyai banyak pasokan oksigen dan aliran darah, seperti pada paru-paru.

Infeksi TBC yang bersifat laten, muncul saat bakteri TBC masuk ke dalam tubuh, namun tidak disertai dengan gejala atau tanda-tanda yang mengindikasikan adanya TBC. Saat bakteri masuk ke paru-paru, sistem imunitas tubuh akan melawan adanya infeksi dengan mengisolasi bakteri ke dalam kapsul kecil yang disebut tubercles . Hampir 90% orang yang terinfeksi bakteri TBC, berhasil dilawan oleh imunitas tubuh tanpa sempat memunculkan gejalanya.

Meskipun telah terinfeksi, namun orang tersebut tidak akan mampu menyebarkan bakteri TBC ke orang lain yang ada disekitarnya. Sayangnya, karena bakteri tersebut telah ada di dalam tubuh, ada kemungkinan bakteri tersebut akan berkembang menjadi penyakit TBC aktif. Keberadaan bakteri yang terselubung inipun, hanya bisa diketahui bila kita melakukan tes kulit.

Sedangkan TBC aktif, biasanya akan langsung terlihat dari gejala-gejala yang timbul. Sekitar 10% orang yang terinfeksi bakteri TBC, akan berkembang menjadi pengidap TBC aktif. Mereka juga akan dengan mudah menulari orang-orang dilingkungan sekitarnya, jika tidak mendapatkan perawatan yang baik, pengidap TBC aktif mengalami kerusakan pada paru-paru atau organ lainnya, dan juga bisa membahayakan jiwa.

Lebih Berat Pada Bayi
Lantaran kondisi tubuh bayi yang masih rentan, akibat kekebalan tubuh alaminya belum sempurna, jika terjangkit TBC risikonya lebih berat dibanding orang dewasa. “Umumnya TB pada orang dewasa akan terlokalisasi hanya di paru-paru, karena tubuh orang dewasa telah memiliki kekebalan penuh. Sedang pada bayi dan anak-anak, penyebaran bakteri tak hanya di paru-paru, tapi juga ke seluruh tubuh melalui aliran darah. “Itulah sebabnya pada bayi dan anak-anak, kita bisa menjumpai kasus TB tulang, TB hati dan limfa, TB selaput otak atau meningitis.

Dengan alasan itulah, flek paru-paru pada bayi harus segera diobati setelah terdeteksi. Pengobatan biasanya berupa oral (obat yang dimakan) menggunakan obat anti-TB atau obat kombinasi selama 6 bulan, atau 9-12 bulan bagi TBC paru berat yang sudah menjalar ke otak hingga mengakibatkan meningitis.

Agar bayi tak terkena flek paru-paru, pencegahan memang penting. Yang juga penting adalah memberi bayi zat-zat kekebalan tubuh sejak lahir, seperti zat-zat yang terkandung dalam ASI dan makanan bergizi lainnya. “Tak semua bayi yang menderita TBC akan jatuh sakit. Ini tergantung pada daya tahan tubuhnya juga. Bisa saja bayi terjangkit bakteri TB tetapi basil itu mati atau hanya bersarang di dalam tubuh, tidak aktif dan tidak mengganggu.”